Senin, 26 Oktober 2015

Konsekuensi Menjadi Manusia



Konsekuensi Menjadi Manusia

Perilaku itu ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang luhur dan ada yang hina, ada yang terhormat da nada yang tercela.Dan dalam hal ini manusia mempunyai kesiapan untuk berperilaku rendah, hingga menjadi makhluk  yang paling tidak bermartabat; juga mempunyai kesiapan untuk berperilaku mulia, hingga menjadi makhluk yang paling mulia.Manusia mempunyai kesiapan untuk menjadi baik, menjadi jahat, atau menjadi baik sekaligus jahat pada waktu yang bersamaan.

Dendam, dengki, iri, khianat, sombong, riya, marah, tamak, angkuh, ujub, curang, keras kepala, muka tebal, kasar, berikut adalah sifat-sifat kebalikannya, dan sifat-sifat lainnya merupakan gambaran beragamnya perilaku manusia.

Pertanyaannya sekarang  :Apa konsekuensi yang timbul dari semua keistimewaan yang dikaruniakanTuhan kepada manusia ini?

Jawabannya barang kali dapat kita temukan pada kata bijak berikut :
“ Sebesar karunia yang dilimpahkan kepadamu, sebesaritu pula tanggungjawab yang dituntut darimu.”

Allah telah menjadikan manusia sebaga isatu-satunya makhluk, di antara sekian makhluk kasat mata di mukabumi, yang dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Allah berfirman :

“ Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpapertanggungjawaban) ?” ( QS. Al-Qiyamah : 36)

“ Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun : 15)

Disebutkan di dalam al-Quran, bahwa sebelum diberikan kepada manusia, Allah SWT telah menawarkan tanggungjawab inikepada makhluk-makhluk yang lain. Namun mereka tidak sanggup memikulnya .

“ Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat tersebut dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh,” (QS. Al-Ahzab:72)

Dan dengan keistimewaan2 yang dianugerahkan kepada manusia yang sebagian kecilnya telah kami sebutkan di atas Allah  SWT mengangkat manusia sebagai khalifah (wakil) Allah di mukabumi. Allah berfirman :

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (wakil) di muka bumi.’” (QS. Al-Baqarah :30)

“Dan Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (wakil) di bumi.” (QS. Al-An’am :165)

Namun perlu di ingat, karena status manusia hanyalah seorang khalifah atau wakil, maka :
·         Ia bukanlah penguasa sesungguhnya
·         Ia harus bekerja sesuai perintah Dzat yang mengangkatnya, bukan sesuai kemauan sendiri
·         Ia tidak boleh menentang dan berbuat melampaui batas yang telah ditentukan
·         Ia harus melakukan apa yang dikehendaki Dzat yang mengangkatnya, bukan menuruti kehendaknya sendiri.

Ini artinya, manusia bukanlah makhluk merdeka. Manusia merupakan hamba Allah yang diberi kedudukan istimewa di alam ini.Maka dari itu Allah SWT  berfirman :

“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar  mereka beribadah (meghamba) kepada-Ku.” ( QS. Adz-Dzariyat :56)

Dengan demikian, kekhalifahan manusia di muka bumi ini terkait erat dengan penghambaan kepada Allah SWT.Apabila seseorang tidak mengarahkan penghambaanya kepada Allah berarti dia telah mensejajarkan dirinya sendiri dengan benda-benda mati, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, kita melihat al-Quran berulang kali menegaskan bahwa orang yang  tidak taat kepada Allah  adalah orang yang telah kehilangan sisi kemanusiaanya. Sebagaimana firman-Nya tentang orang-orang munafik :

“ Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan mereka kagum, dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka, seakan-akan mereka adalah kayu yang tersandar.” ( QS. Al-Munafikun :4)

Hanya dengan melaksanakan perintah  Allah-lah kemanusiaan manusia akan sempurna. Sebaliknya, jika manusia meninggalkan perintah-Nya, niscaya derajatnya akan jatuh kederajat binatang yang lepas bebas tanpa ikatan.

Namun, untuk saat ini kita takkan mampu melaksanakan perintah Allah secara sempurna, karena sistem yang di emban bukanlah sistem Islam. Maka dari itu kita butuh wadah  yang akan menerapkan aturan Allah secara sempurna yakni dalam Naungan Khilafah.

By : Ana Dia Friska (Kontributor Gaul Fresh )

Jumat, 23 Oktober 2015

Perjalanan Hijrahku :-)



Pejalanan Hijrahku 

Seperti kupu-kupu yang membutuhkan proses panjang ketika ingin berubah menjadi  makhluk yang indah.

Bahkan kupu-kupu indah itu dahulunya adalah ulat yang menggelikan.Itu semua adalah bukti kekuasaan Allah. Dan begitu adilnya Allah bahwa dibalik kekurangan, pasti ada kelebihan, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, di balik masa lalu yang buruk, bukan berarti masa depan itu pun buruk.

Berbicara tentang masa lalu, yaa memang masa lalu tidaklah dapat dirubah, hanya bisa untuk dikenang, dan diabil hikmah dari segala yang telah terjadi namun tidak untuk disesali.Mungkin memang masa laluku buruk.Tapi aku tetap bersyukur Allah masih memberikan aku kesempatan untuk menjemput hidayah untuk berhijrah menjadi lebih baik lagi. Aku akan menceritakan sepenggal pengalamanku saat berhijrah. Berbagi kepada teman semua, semoga bisa memotivasi dan bermanfaat nantinya.

S==>Saat ku memutuskan untuk berhijab syar’i

Hijab?

Sebelumnya aku tidak tahu apa itu Hijab?, yang aku tahu hanya wanita itu wajib menutup aurat. Yaaa pakai baju panjang, pake rok/celana panjang trus pake kerudung.Sekedar seperti itu aja. Dari SD aku memang sudah pakai kerudung kalau pergi main ke rumah temen yang agak jauh, kalau sekedar di rumah tetangga yaa tidak menutup aurat  masih pakai baju dan celana pendek.Saat SMP dan SMK pun masih seperti itu.Dan berakhir ketika kelas 3 SMK, pada saat ada acara di sekolah “Pesantren Kilat” di bulan Ramadhan, acara tersebut diisi oleh kakak-kakak dari MHTI Banjar.

Pada acara tersebut dijelaskan secara detail tentang hijab, dan wanita yang sudah baligh itu wajib menutup auratnya secara sempurna sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah yakni menggunakan jilbab (baju gamis longgar [QS. Al-Ahzab:59]) dan khimar (kerudung [QS. An-Nur:31])

salah satu hadits yang begitu ku ingat adalah :
“Selangkah anak perempuan keluar dari rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga ayahnya itu menuju neraka…” (HR. Tirmidzi dan Hakim)

Yaa Allah, apa yang telah ku perbuat selama ini, mungkin berlangkah-langkah aku keluar rumah tanpa menutup aurat. Secara tidak langsung aku telah menjerumuskan ayahku sendiri ke neraka.Tapi terimakasih yaa Allah karena Engkau memberikan kesempatan untukku memperbaikinya.

Memang sulit, awal-awal untuk berhijrah, mulai dari keluarga yang menganggapku aneh karena tiba2 mengobrak-abrik lemari mencari pakaian ibuku yang berbentuk jilbab atau daster untuk ku pakai. Kerudung paris aku tumpuk2 biar tidak terlihat transparan. Dan ternyata kaki juga termasuk aurat hingga harus ditutupi dengan memakai kaos kaki.Kendala tersulit itu ada pada diri,karena masih kaget dengan tsaqofah yang baru didapat, dan harus dilakukan karena kewajiban muslim. Untuk membiasakan diri itu yang sulit semua itu butuh proses. Dan aku pun dulu ketika baru mengetahui tidak langsung berubah secara total, perubahan itu terjadi sedikit demi sedikit, mulai dari yang tadinya menggunakan celana menjadi menggunakan rok, yang tadinya pergi main tak memakai kaos kaki, menjadi memakai kaos kaki, yang tadinya berkerudung punuk unta, diturunkan sedikit demi sedikit. Dan proses itu terjadi begitu lama. Alhamdulillah Allah masih menyayangiku dengan mengenalkan aku dengan kakak-kakak dari MHTI yang mau membimbingku hingga dapat berhijab secara sempurna sesuai yang Allah perintahkan.

S====>Saatku Memutuskan untuk Berhijrah menjadi Jomblo Mulia

Pacaran itu haram, dalam Islam tidak ada Pacaran?

DEGG!!! Ketika mendengar mengenai materi tentang masalah cinta ini, aku bingung.menurutku ini masalah yang tersulit karena mengenai perasaan. Sulit karena pada saat itu aku tengah menjalani aktivitas yang haram itu.Pada saat mendapat materi ini, aku bener2 bingung bagaimana memulai berbicara dengannya.Sudah diberi tahu solusinya, tapi hati benar2 sulit menerimanya.Aku lupa bagaimana kisah detailnya. Kurasa aku benar-benar bilang putus, tapi hubungannya tetap sama. setelah acara pesantren kilat selesai selama seminggu, kita ditanya siapa yang akan lancut mengaji. Dan aku salah satu yang memutuskan untuk lanjut mengaji.Yaa selama mengaji bersama MHTI ini, aku semakin mengerti tentang Islam.Tapi apakah kalian tahu, aku masih pacaran pada saat itu, sulit sekali terlepas dari hubungan ini. Jadi disatu sisi aku tetap mengaji disisi lain aku tetap bermaksiat. 

Hatiku benar-benar tak tenang pada saat itu.Harus memilih salah satu, mau maksiat-maksiat sekalian.Mau berubah harus berubah sekalian menyeluruh, jangan setengah-setengah.
Tapi akhirnya aku memutuskan untuk putus, pertama yang kulakukan hapus nomor hp.y walaupun percuma karena ku sudah hapal nomornya.Yang kedua yang kulakukan minta pengertian dia, bahwa aku ingin berubah menjadi wanita sholihah, jadi minta bantuan dia untuk tidak menghubungiku lagi dan berkata padanya untuk saling menguji kesetiaan. Jika kamu benar-benar mencintaiku, maka kamu pun akan berubah dan memperbaiki diri lalu akan memintaku pada orang tuaku ketika telah siap untuk ke jenjang yang lebih serius yang dihalalkan Allah pernikahan.

Kalian tahu, aku berbicara seperti itu, itu sakit banget, aku yang sudah terbiasa komunikasi dengannya, tiada hari tanpa sms atau telefon dari dia. Tapi aku berfikir lagi bahwa aku melakukan ini untuk kebaikan kita berdua, untuk menjaga diri kita berdua, untuk lebih mendekatkan diri pada Allah. Bukankah Lebih  baikMeninggalkan sesuatu karena-Nya daripada meninggalkan-Nya karena sesuatu.

Dia adalah mantan pertamaku, kami menproklamasikan hubungan haram itu kelas 1 SMK semester ke 2, dan berakhir karena aku memutuskan untuk berhijrah kelas 3 SMK semester dua kayanya, hubungan ini sudah terjalin 2 tahun lebih, just having fun. Yaa Allah betapa banyak dosa yang telah ku tumpuk dengannya karena hubungan haram itu.Dia itu temen sekolahku, sekelas bahkan. Bisa dibayangkan bagaimana proses move on bisa berhasil ketika setiap hari bertemu di kelas. Tapi akhirnya bulan Mei kayanya dia pergi karena di panggil bekerja disebuah perusahaan di Tangerang, sambil menunggu ijazah keluar.Alhamdulillah tidak bertemu lagi, tapi sakit juga karena tiada lagi sosok yang ku lirik2 lagi.Aku memang berbicara kepadanya untuk tidak menghubungiku lagi, tapi aku berharap dia tak menurutinya karena aku menunggu dia sms atau telfon aku, sepi sekali rasanya.Berkali-kali aku menyadarkan diriku, berkali-kali pula hatiku berontak sakit sekali. Aku berusaha menyibukkan diri, dengan membaca buku, membantu nenek, melakukan hal apapun yang terpenting jangan biarkan aku sendiri dan melamun karena akan mengakibatkan aku kepikiran lagi padanya.

Ketika acara perpisahan sekolah bulan Juni akhir,ku dengar dia pulang dari Tangerang dan pastinya aku kembali bertemu dengannya, aku merasa belum siap karena perasaan itu belum sepenuhnya netral walau sudah 2 bulan aku tak bertemu dengannya.Pada saat acara perpisahan itu, ya aku dan dia hanya diem-dieman, hanya memandanginya dari jauh. Aku sudah berhijab, ketika perpisahan teman-temanku menggunakan kebaya dan bermake up  cantik-cantik hanya aku sendiri yang menggunakan jilbab dan kerudung lebar. Teman-temanku yang dulu awal ikut berhijrah satu persatu gugur.Malu rasanya ketika aku sudah berhijab namun hatiku masih berzina dengan berangan-angan tentangnya.Ku ingatkan kembali pada diriku bahwa aku berhijab karena wajib, karena Allah yang memerintahkan, untuk masalah hati dan akhlak itu murni karena kesalahanku karena belum bisa mengendalikannya.Tiba-tiba dia mendatangiku dan menanyakan kabarku. Yaa Allah apa yang harus aku lakukan hatiku bergemuruh tak jelas. Ku tarik nafas dan berusaha bersikap biasa saja.Ku jawab biasa dan bertanya balik, terjadi komunikasi singkat.Dan dia meminta untuk berfoto bersama, aku bingung namun aku mengiyakan dan aku tarik salah satu temenku untuk ikut jadi tidak berfoto berdua melainkan bertiga.Terlihat kecewa di wajahnya, aku hanya berkata maaf dalam hati.

Hari itu adalah hari pertama dan terakhir setelah 2 bulan tak bertemu, karena esoknya aku pergi ke Magelang untuk bekerja.Aku berharap disana, karena suasana baru aku dapat melupakannya. Namun apa yang terjadi tidak sesuai harapan. Dia jadi sering menghubungiku, dan aku tak tegas aku pun masih meresponnya.Itu terjadi kisaran seminggu, aku kembali bicara padanya untuk stop menghubungiku.Dan iya mengiyakan lagi.

Setelah sekian lama hampir satu bulan tak mendengar kabarnya.Tiba-tiba ada salah satu temenku sms padaku.Menanyakan dia padaku, aku jawab bahwa aku sudah tak bersamanya lagi dan tak tahu kabarnya. Dan temenku mengatakan pantas saja sekarang dia tengah dekat dengan wanita lain, yang tak lain adalah adik kelasku. DEGG!!! Bagai tersambarpetir di siang bolong, sakit sekali rasanya. Tiada berhenti menangis, saat bekerja pun menjadi tak konsentrasi. Akhirnya aku memutuskan menanyakan langsung padanya.Namun dia mengaku hanya berteman saja, saat ku tanyakan pada adik kelasku itu, memberikan jawaban yang ambigu.Kenapa semuanya seolah-olah mempermainkan perasaan aku.Semua temanku mengatakan bahwa dia memang telah jadian dengan adik kelasku itu, bahkan saat aku stalking FB dia, statusnya pun seperti tengah jatuh cinta.Tambah sakit hatiku, ku beranikan menanyakan lagi padanya, namun dia tetap mengelak dan bicara bahwa dia hanya menganggapnya sebagai adik saja.Ku bingung pada saat itu, antara mempercayai temanku atau dia. Namun akhirnya aku luluh oleh bujuk rayu dia, aku percaya perkataan dia daripada semua teman-temanku.Yah nafsu telah membutakanku, aku tak menyalahkan cinta karena cinta tak pernah salah.Yang salah adalah orang yang menyalahgunakan cinta itu.

Dan kami pun kembali dekat lagi, smsan juga telfonan kembali terjalin, yahh nafsu tak ingin kehilangan dia begitu menguasaiku, hingga aku begitu mengabaikan orang-orang disekitarku.Bahkan sepertinya aku juga telah lupa bahwa Allah selalu mengawasiku.Yaa Allah Ampuni aku.

Bulan September aku mulai kembali ngaji bersama MHTI Magelang, setelah 2 bulan lebih aku tak mengaji, kering hatiku tak pernah di changer tsaqofah dan keimanan. Setelah mulai aktif kembali mengaji, aku pun akhirnya untuk saat ini benar-benar tegas padanya,aku pun tak ingin mengulangi kejadian saat di Banjar dengan mengaji dibarengi bermaksiat. Kunyatakan putus, aku hapus semua memori tentangnya, aku remove FB dia. Apapun yang terjadi nantinya, entah dengan siapa nantinya dia bergaul semoga dapat merubahnya menjadi lebih baik. Ku hanya bisa berdoa untuknya semoga selalu memberikan hal yang terbaik untuknya.Sakit memang sakit, tapi aku lakukan ini, karena aku ingin istiqomah, tidak menjadi orang yang plin plan walau ku tahu itu sulit bagiku.

Seiring berjalannya waktu, lambat laun aku pun mulai terbiasa tanpanya, sudah sering ku sakit hati karenanya, sudah banyak air mata yang ku keluarkan karenanya.Dan ternyata benar bahwa dia telah menjalin hubungan dengan wanita lain. Ku fokuskan diriku untuk mulai mengkaji Islam.Tapi syetan selalu pandai merayu manusia untuk terjebak dalam perangkapnya.Yahhh saat aku sudah mulai tenang dengan kesendirianku.Tiba-tiba hatiku diguncangkan oleh seseorang yang membuatku begitu mengaguminya karena kebaikannya, tutur katanya, seseorang yang lebih sering menundukkan pandangannya ketika berbicara dengan wanita.Yaah awalnya hanya sekedar kagum saja, tapi entah kenapa lambat laun ada yang aneh, temanku sering menceritakan tentangnya dan itu membuatku senang, hingga membuat semakin penasaran padanya. 

Berbekal dari nama panggilan dia dan asal kota dia, ku coba mencari FB nya. Ada salah satu nama FB yang membuatku penasaran, ku buka kronologinya dan ku lihat status-statusnya. Status-statusnya islami, ku yakin ini FB dia , namun pada saat itu, aku tak bisa menjadikannya teman karena tak bisa di add. Semenjak aku tahu FB itu, aku pun jadi sering stalking, baca-baca statusnya. Suatu ketika FB itu pun bisa dijadikan teman, tanpa piker panjang aku pun add FB itu. Selang beberapa hari FB ku pun di konfirmasi olehnya.Dan pada suatu saat aku baca status dia yang terdapat komentar aku baca tuh komentarnya itu, disana memberitahukan tentang dimana dia bekerja pada teman yang komentar.Dan aku pernah denger dari temenku bahwa si dia bekerja disana. TARRAA!!! Ternyata selama ini aku nggak salah stalking FB orang.

Semakin lama, perasaanku semakin aneh padahal kami tak pernah mengobrol.Ketika dia datang ke tempat kerjaku untuk menemui temannya, aku pun semakin sulit mengendalikan diriku untuk tidak salah tingkah. Mungkin dia menyadari apa yang terjadi pada diriku, atau mungkin teman tempatku bekerja cerita tentangku padanya bahwa kemungkinan aku ada perasaan lain padanya. Hingga dari bulan Desember, aku tak pernah lagi bertemu dengannya, ketika dia ingin menemui temanku sepertinya janjian di tempat lain. Dia yang biasanya main ke rumah atau ke tempat kerja, namun mulai bulan Desember tidak pernah lagi, main ke rumah pun ketika aku tidak ada di rumah.Aku tersenyum ketika memikirkan itu semua.Yahh itu tandanya bahwa dia tidak ingin membuatku berharap lebih padanya.Aku mengerti, dia memang sosok yang baik menurutku.( temenku kerjaku itu suami istri, dan aku juga tinggal di Mes tempat bekerja bersama mereka )

Bulan Februari, akhirnya aku di pindah tempat kerja ke Kebumen. Allah seakan-akan mengerti bahwa aku tengah berusaha untuk menetralkan perasaan ini, hingga aku pun di jauhkan dengannya secara tidak langsung.Rencana-Mu memang Indah yaa Allah.

Darinya aku banyak belajar secara tidak langsung.Mulai saat ini aku memutuskan untuk istiqomah.Aku ingat cerita Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha.

“ Ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, semakin jauh Yusuf darinya. Namun ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah datangkan Yusuf padanya.”

Biarlah ku pendam saja perasaan ini, Biarlah hanya Aku dan Allah saja yang tahu aku masih menyimpan rasa itu atau tidak.Yaah sekarang hatiku tenang, semua harapanku hanya ku tujukan pada Allah. Masih ku ingat nasihat dari Imam syafi’I yang berbunyi :

“ Ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.” ( Imam Syafi’i)

Teguran lagi dari Allah, Terimakasih yaa Allah untuk segala nikmat yang telah Engkau beri.Terimakasih karena masih memberikanku kesempatan untuk berubah yang lebih baik lagi.Untuk saat ini, ku sibukkan diriku untuk memikirkan umat, sangat egois rasanya jika hanya memikirkan tentangku dan tentangnya.Aku masih perlu banyak belajar, tentang Islam dan berdakwah Islam.

Perkara mencari pendamping hidup pun ingin ku lakukan dengan hal yang sesuai aturan Islam.Bukan dengan pacaran yang jelas-jelas bukan berasal dari Islam.Kini aku menikmati hidupku menjadi Jomblo Mulia, takkan galau lagi ketika sendiri.Karena sesungguhnya aku memang tak sendiri ada Malaikat Rakib dan Atid yang mencatat segala amal perbuatanku.Dan yang lebih pasti ada Allah yang selalu mengawasiku. 

#IndahnyaMenikahTanpaPacaran

By : Ana Dia Friska

Selasa, 20 Oktober 2015

Visi Keluarga Kita Kelak



Visi Keluarga Kita Kelak 

Duhai kamu yang sedang berusaha untuk menjemputku

 Hari ini aku banyak mendapatkan cerita tentang sebuah keluarga yang sedang dalam masalah, dan sepertinya sudah dalam konflik yang akan pecah. Padahal kamu tahu, diawal-awal pernikahan, mereka terbilang mesra.

Siang itu, saat aku tiba di stasiun Banjar. Aku menunggu pamanku untuk menjemputku, karena aku salah kirim sms, jadi aku menunggu lumayan lama. Saat pamanku tiba, aku memberi salam dan langsung menaiki motor, sudah tak sabar untuk bertemu keluarga. Yaaa sudah 3 bulan aku tak pulang kampung. 

Dalam perjalanan pulang, pamanku banyak bercerita tentang masalah-masalah keluarga yang terjadi selama aku tak di rumah. Dan salah satu ceritanya tentang masalah keluarga seseorang, yang dimana sudah 3 bulan istrinya berada di rumah orang tuanya lantaran sang istri tidak sreg dengan sang mertua. Mertuanya yang cerewet, dan suka ngomong seenaknya. Sebenarnya aku tidak tahu yang salah sang menantu atau sang mertua. Hanya saja aku kasian terhadap sang suami. Disatu sisi ia bertanggung jawab sebagai seorang anak laki-laki kepada orang tuanya di sisi lain ia juga ingin mempertahankan keluarganya dengan sang istri, walaupun sang istri sepertinya sudah tak begitu menghargai suaminya, juga orang tua sang suami. 

Semoga kelak ketika kita telah berkeluarga, aku sebagai istrimu, diberikan kesabaran lebih yaa. Lebih paham akan kondratku sebagai istri dan menantu, dan semoga kelak engkau tak bosan untuk terus mengingatkanku menuju jalan yang benar, ketika aku khilaf dan salah. 

Dan masih banyak lagi masalah-masalah keluarga yang mengalami keretakkan setelah bertahun-tahun bersama dan banyak pula yang berujung perceraian. Keputusan yang diperbolehkan namun dibenci oleh Allah. 

Dari Umar, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesuatu yang halal tapi dibenci Allah adalah perceraian" [H.R. Abu Daud dan Hakim]

Kebanyakan masalah yang dialami itu disebabkan banyak faktor seperti tidak adanya rasa cinta, problema ekonomi, campur tangan orang tua, istri atau suami selingkuh, dll. 

Perasaan kita pasti merinding, mendengar cerita itu semua. Insya Allah, keluarga yang nanti kita bangun tak mengalami hal itu. Karena efeknya akan melebar kemana-mana khususnya anak-anak. Kita lihat saja, betapa banyak anak-anak yang terjerumus dalam pergaulan bebas, narkoba, dan kriminalitas yang berawal dari keluarga yang berantakan (brokenhome) 

Karena itu, sebelum kita melangkah ada baiknya kita membahas sejumlah visi yang akan membingkai segala persoalan yang akan terjadi nantinya dalam keluarga kita. Ketika kita dalam masalah kita ingat kembali visi keluarga kita. 

Visi pertama adalah menjadikan rumah tangga sebagai ladang pahala untuk keselamatan dunia dan akhirat. Sekali lagi ladang pahala, sehingga apapun yang terjadi maka itulah kesempatan tiap anggota keluarga untuk memetik pahala dan ridho-Nya. Kalau sudah begini maka apapun yang terjadi adalah sebuah kebaikan. Jika kebahagiaan yang kita dapatkan, kita memetik pahala dengan pandai mensyukurinya. Jika sebaliknya, ketika musibah yang kita dapati kita memetik pahala dengan kesabaran dan tawakal. Itu adalah ujian manusia, kalau itu terjadi yakinilah bahwa itu merupakan takdir terbaik dari-Nya. 

Disini persoalannya,terkadang salah satu pihak , suami atau istri terlalu emosional menyikapi persoalan. Bahkan cenderung berlebihan. Sehingga sebuah persoalan yang sederhana dan memiliki solusi sederhana, karena disikapi dengan emosional maka yang muncul adalah persoalan yang lebih parah lagi.

Dengan kesamaan visi ini, akan menentukan tempat kembali apabila terjadi perselisihan diantara kita. Kita buat aturan main, yang pertama diantara kita dilarang marah dua-duanya, cukuplah salah satu diantara kita saja, entah itu kamu atau aku. 

Semoga aku bisa yah, ketika kamu marah, aku akan menatapmu dengan penuh kesabaran, dan berfikir bahwa kamu sedang main sinetron, lucu dan tidak perlu ditanggapi. Alangkah indahnya, apabila salah satu pihak entah istri atau suami, sedang marah-marah, ngamuk-ngamuk, tidak dapat dikontrol emosinya, pihak yang lainnya tetap diam dan menatapnya penuh cinta, dan setelah berhenti dipeluknya sang pasangan untuk menenangkannya. Pasti segala persoalan akan berakhir dengan happy ending dan membuat pasangan semakin cinta. Insya Allah

Kamu tahu calon imamku, aku pernah membaca sebuah kata-kata yang menurutku sangat keren, khususnya untuk para lelaki. Kata-kata itu adalah : “ Seseorang yang dapat mengontrol emosi, dialah sang penakluk. Yang tidak marah dialah pemenang. Yang tetap tenang saat menghadapi masalah, dialah sesungguhnya pemimpin. Yang mampu menstabilkan emosi, akan mampu menyelesaikan masalah”

Orang yang marah itu laksana kuda liar yang baru ditangkap. Ganas, tak menggunakan akal sehat. Mungkin bisa dibilang, ia setengah waras. Makanya, kalau sedang marah begini tidak boleh mengambil keputusan, karena orang marah bukanlah ia yang sebenarnya.

 Jikalau seandainya persoalan yang kita hadapi tak dapat kita selesaikan berdua, kita minta bantuan orang ketiga, yang kita percayai untuk menjadi stabilisator, bisa gurumu, paman, atau teman dekat yang kita berdua percayai.

Dan jika jalur mekanisme itu sudah kita lalui namun belum menemukan solusi, kita gunakan langkah terakhir yakni sesuatu yang halal namun Allah benci. Jika benar-benar tidak tidak ada solusi lain. Semoga tidak sampai kesitu yaa.

Untuk saat ini yang perlu kita lakukan, banyak belajar dan terus memperbaiki diri yaa, menjaga hati,menjaga pandangan… hingga saatnya nanti ketika kita benar-benar telah siap, Insya Allah, Allah akan mempertemukan kita. Jikalau bukan di dunia Insya Allah di jannah-Nya. ‪#‎IndahnyaMenikahTanpaPacaran